Shofar – صفر – SAFAR
Bulan Shofar adalah bulan kedua dalam penanggalan hijriyah Islam. Sebagaimana bulan lainnya, ia merupakan 12 bulan dari bulan-bulan yang telah ditetapkan oleh Alloh swt dalam 1 tahun.
Rosululloh saw menamai bulan Shofar sebagai bulan sunnah atau "Safarul-Khoir." (Perjalanan menuju kebaikan)
Asal kata Safar dari Shofar, yang menurut bahasa Arab berarti kosong, ada pula yang mengartikannya kuning.
Sebab dinamakan Safar, karena kebiasaan orang-orang Arab zaman dulu sering mengembara meninggalkan tempat kediaman atau rumah mereka sehingga menjadi kosong untuk berniaga atau berperang menuntut pembalasan atas musuh-musuh mereka.
Ada pula yang menyatakan, nama Safar diambil nama suatu jenis penyakit sebagaimana yg diyakini oleh orang-orang Arab jahiliyah pada masa dulu, ya'ni penyakit Safar yang bersarang di dalam perut, akibat dari adanya sejenis ulat besar yang sangat berbahaya. Kita kenal penyakit itu sekarang dengan nama penyakit Kusta.
Ada pula yang menyatakan, Safar adalah sejenis angin berhawa panas yang menyerang bagian perut dan mengakibatkan orang yang terkena menjadi sakit.
Rebo Wekasan dalam bahasa Jawa, ‘Rebo’ artinya hari Rabu, dan ‘Wekasan’ atau ‘Pungkasan’ artinya terakhir. Kemudian istilah ini dipakai untuk menamai hari Rabu terakhir pada bulan Shofar – صفر – Safar.
Banyak para Wali Alloh yang mempunyai pengetahuan spiritual yang tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun, Alloh menurunkan 320.000 atau 354.000 atau 365.000 macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Shofar.
Jika kita berkeyakinan, akan ada bencana besar yang menimpa umat manusia di tahun yang akan datang disebabkan banyaknya dosa dan maksiat, maka layak kita benarkan. Karena sebab terbesar datangnya musibah yang menimpa manusia adalah dosa dan maksiat yang menimpa mereka.
Alloh swt menegaskan dalam al-Qur'an:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Apapun musibah yang menimpa kalian, semuanya disebabkan perbuatan maksiat yang kalian lakukan.” (QS. As-Syuro: 30).
Dari Buraidah ra, Rosululloh saw bersabda:
وَلاَ ظَهَرَتِ الْفَاحِشَةُ فِى قَوْمٍ قَطُّ إِلاَّ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْمَوْتَ
“Jika perbuatan kekejian sudah merebak dan dilakukan dengan terang-terangan di tengah-tengah masyarakat, maka Alloh akan menimpakan kehancuran kepada mereka.” (HR. Hakim).
Oleh sebab itu hari tersebut menjadi hari yang terberat di sepanjang tahun.
Maka hendaknya ia melakukan mandi taubat, lalu mendirikan sholat taubat, setelah salam membaca istighfar (do'a taubat) 70 kali, lalu dilanjutkan mendirikan sholat hajat dan memohon kemurahan Alloh swt agar menjaga, melindungi dan memelihara keluarga kita dan saudara-saudara kita dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai sempurna 1 tahun atau smapai hari dimana Alloh swt memanggil kita.
Kita ingat kisah Nabi Musa as yang berdo'a memohon ampun kepada Alloh, karena kelancangan yang dilakukan kaumnya dengan menyembah anak sapi ..
وَاخْتَارَ مُوسَى قَوْمَهُ سَبْعِينَ رَجُلًا لِمِيقَاتِنَا فَلَمَّا أَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ قَالَ
“Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata:
رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِيَّايَ أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاءُ مِنَّا إِنْ هِيَ إِلَّا فِتْنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاءُ وَتَهْدِي مَنْ تَشَاءُ أَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ
“Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang bodoh di antara kami .? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rohmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya.” (QS. Al-A’rof: 155).
Komentar
Posting Komentar